RI Harus Tambah 500 WK Migas

Jakarta - Indonesia setidaknya harus menambah 500 wilayah kerja (WK) migas baru untuk dapat mencapai target produksi sebesar 1,5 juta barel per hari pada tahun 2015.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), R Priyono di sela acara pameran dan konvensi the Indonesia Petroleum Association (IPA) 2010 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (19/5/2010).

"Paling tidak harus ada 500 WK sampai 2015 untuk capai itu," ujar Priyono


Menurut Priyono, penambahan WK tersebut mungkin dilakukan karena hingga kini di wilayah Indonesia timur masih banyak wilayah yang belum tergarap. Menurut dia, jumlah WK yang belum digarap hingga saat ini mencapai 2.000 buah.

"WK-WK Migas tersebut ada yang berada di darat (on shore) maupun di laut (off shore). Banyak di offshore, seperti di Laut Jawa, Natuna, Selat Makasar, dan Irian," ungkapnya.

Ia menambahkan, penawaran WK Migas tersebut merupakan kewenangan dari Kementerian ESDM sebagai departemen teknis. "Pada tahun 2011 harus sudah ada daerah yang dikerjakan," ungkapnya.


Priyono mencatat, hingga tahun 2009, cadangan minyak Indonesia mencapai 7,9 miliar barel dengan 4,3 miliar barel cadangan terbukti. Potensi tersebut berada di daratan dan laut dangkal di Indonesia bagian barat dan tengah serta lapangan-lapangan yang sudah mature.

Sementara untuk gas cadangannya sekitar 159 TCF dengan cadangan terbukti 107 TCF yang juga berada di Indonesia bagian barat.

Ulasan :

Untuk dapat mencapai target produksi sebesar 1,5 juta barel per hari pada tahun 2015 Indonesia setidaknya harus menambah 500 wilayah kerja (WK) migas baru. penambahan WK tersebut mungkin dilakukan karena hingga kini di wilayah Indonesia timur masih banyak wilayah yang belum tergarap yaitu mencapai 2.000 buah. hingga tahun 2009, cadangan minyak Indonesia mencapai 7,9 miliar barel dengan 4,3 miliar barel cadangan terbukti. Potensi tersebut berada di daratan dan laut dangkal di Indonesia bagian barat dan tengah serta lapangan-lapangan yang sudah mature. Sementara untuk gas cadangannya sekitar 159 TCF dengan cadangan terbukti 107 TCF yang juga berada di Indonesia bagian barat. Untuk itu sebaiknya pada tahun 2011 harus sudah ada daerah yang dikerjakan,

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Punya Rumah Setelah Kuliah? Kenapa Tidak...

Senin, 03/05/2010 14:20 WIB

Taufik Gumulya - detikFinance

Jakarta - Tahun ajaran baru akan datang dua bulan kedepan, calon mahasiswa dan orang tua tentu sudah mulai sibuk merencanakan universitas yang akan dipilihnya kelak, sebagian diantara mereka bahkan telah mendapatkannya.

Hitung-hitungan biaya pun tentu sudah dilakukan, sumber dana terus dipersiapkan atau mungkin sebagian bahkan ada yang seluruh dana telah tersedia.

Pada artikel kali ini kami ingin memberikan masukan kepada calon mahasiswa yang akan mulai melaksanakan perkuliahannya dalam waktu yang dekat, memang benar bahwa tujuan akhir perkuliahan adalah menyelesaikan strata pendidikan mulai dari D3 hingga S1 kemudian dapat dilanjutkan dengan strata berikut yakni S2 (program Master), S3 (program Doctor) dan seterusnya.

Sejalan dengan program pendidikan, ada sesuatu yang mutlak yang juga harus direncanakan dan wajib dilaksanakan oleh mahasiswa yaitu sebuah program dasar untuk memulai membangun kekayaan melalui perencanaan pembelian rumah atau properti.

Mengapa ini menjadi penting? Fakta yang ada banyak sekali mereka yang telah menjadi sarjana tidak mampu untuk membeli rumah, bertahun-tahun mereka menempati 'Taman Mertua Indah' bahkan ironisnya banyak diantara mereka yang jangankan untuk membeli rumah, bekerja-pun masih belum jelas, tidak tertutup mereka masuk kedalam katagori pengangguran terselubung.

Bagaimana mengatasi kondisi ini? Perlu diketahui bahwa perjalanan perkuliahan yang menempuh waktu relatif singkat & sedang tidak terlalu panjang (3 s/d 4 tahun, untuk S1) jika disiasati akan menghasilkan pertumbuhan aset keuangan yang baik.

Bagaimana caranya? Berikut adalah 5 langkah sederhana yang dapat dipertimbangkan oleh mereka calon mahasiswa, jika ini dilakukan maka dapat dipastikan bahwa potensi untuk membeli rumah dengan cara KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dikemudian hari adalah cukup besar:

  1. Mulai dari diri sendiri: layaknya belajar, tidak ada yang dapat mengatur hasil secara optimal selain diri kita sendiri, ilmu perencanaan keuangan juga demikian. Mulailah melakukan alokasi belanja dan pisahkan antara kebutuhan perkuliahan dan kebutuhan non perkuliahan. Untuk sementara waktu tempatkan pos belanja yang hanya mementingkan keinginan (bukan kebutuhan) dengan porsi yang kecil, prioritaskan pos belanja dengan porsi yang besar pada kebutuhan (perkuliahan & non perkuliahan, investasi untuk membeli properti termasuk di dalamnya).
  2. Mulai mencari penghasilan tambahan: tugas utama mahasiswa adalah belajar, namun alangkah bijaknya jika mau untuk belajar menjadi pekerja paruh waktu dan atau berwirausaha. Porsi bekerja tidak boleh menyita waktu yang besar, kewajiban utama untuk belajar adalah tetap merupakan prioritas.
  3. Mulai melakukan perhitungan nilai masa depan (future value): kondisi saat ini tentu berbeda dengan kondisi mendatang yang pasti biaya akan meningkat tidak pernah menurun, termasuk biaya untuk membeli sebuah rumah.
  4. Mulai merencanaan pembelian: alangkah baiknya perencanaan pembelian rumah dilakukan sedini mungkin, diusahakan ketika anda sudah mulai bekerja dan mendapatkan penghasilan (income) atau selambatnya 5 tahun setelah bekerja atau setelah lulus S1 (mana yang lebih cepat).
  5. Mulai melakukan investasi: agar pembelian rumah dapat terealisasi sesuai rencana maka diharuskan untuk melakukan investasi. Instrumen investasi yang dapat dipakai adalah reksa dana yaitu dengan target return berturut-turut selama 4, 5 dan 6 tahun adalah minimal sebesar 14%, 18% dan 20%.

Untuk mendapatkan target return seperti diatas maka disarankan agar menggunakan kombinasi Reksa Dana Campuran (RDC) dan Reksa Dana Saham (RDS) dengan rasio RDC:RDS adalah 60:40, 40:60 dan 20:80 berturut-turut untuk jangka waktu 4, 5, 6 dan diatasnya. Dalam melakukan investasi Reksa Dana ada hal yang terpenting namun sering dilupakan oleh investor yaitu melakukan pemantauan (monitoring) minimal selama 3 bulan sekali.

Pertanyaan berikut adalah berapa jumlah investasi yang harus saya lakukan?, untuk menjawabnya silahkan lihat contoh tabel berikut:

Harga Rumah (kelak)

Uang Mula

Nilai Uang Muka (kelak)

Waktu tersedia

Investasi awal agar uang muka tercapai

Target Return

Rp 350 Juta

20%

Rp 70 Juta

4 Thn

Rp 1.083.545

14%

Rp 400 Juta

20%

Rp 80 Juta

5 Thn

Rp 819.186

18%

Rp 450 Juta

20%

Rp 90 Juta

6 Thn

Rp 645.004

20%

Rp 500 Juta

20%

Rp 100 Juta

7 Thn

Rp 544.872

20%

Rp 600 Juta

20%

Rp 120 Juta

9 Thn

Rp 396.571

20%

Terlihat bahwa kisaran penghematan anggaran yang harus dilakukan per hari adalah antara Rp 13.500,- hingga Rp 36.500,-. Ini tentu memerlukan 'effort' yang besar agar tujuan memiliki rumah (meski dengan cara KPR) dapat tercapai.

Pembaca yang bijak uang hasil 'penghematan' tadi dapat anda simpan dalam tabungan, selanjutnya anda investasikan di dalam reksa dana secara otomatis setiap bulannya. Mekanisme investasi ini tentu hanya dapat dilakukan dengan instruksi khusus dari anda sebagai pemegang rekening kepada Bank yang sudah menjadi anggota Agen Penjual Reksa Dana dan tentu harus sudah terdaftar di Bapepam.

Mengapa demikian? Ini semata-mata untuk menghidari resiko atas investasi yang tidak bertanggung jawab yang pernah dilakukan oleh pihak perbankan, seperti pada kasus Bank Century dan beberapa kasus perbankan sebelumnya.

Khusus bagi anda yang ingin melakukan simulasi investasi mengenai rencana pembelian rumah beserta perhitungan lain yang terkait dengan kredit perumahan, silahkan anda kirim email kepada kami di alamat artikel@efiplan.com maka dengan senang hati akan kami kirimkan simulasi gratis versi Microsoft excel 2007 kepada anda.

Demikian pembaca yang bijak, bagi anda calon mahasiswa silahkan lakukan investasi dengan benar dan tekun maka niscaya pertumbuhan aset anda akan meningkat, selamat mencoba.

Taufik Gumulya, CFP® Perencana Keuangan dari TGRM Financial Planning Services

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Awas! Iming-Iming Diskon Jadi Modus Barang Abal-abal

Rabu, 19/05/2010 13:21 WIB

Suhendra - detikFinance

Jakarta - Seringkali masyarakat ditawarkan oleh iming-iming diskon terhadap produk-produk segmen atas. Padahal strategi diskon selain sebagai strategi promosi yang lazim, namun sering juga dimanfaatkan oleh pelaku usaha penjual barang palsu untuk mengelabui konsumen segmen atas.

"Mereka juga pakai modus memberikan harga yang sama, tapi ada diskon misalnya 20%. Padahal dari kebijakan kita tak ada diskon," kata Ketua Komunikasi dan Diseminasi Informasi Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) Ricky M Safir dalam acara jumpa pers, Jakarta, Rabu (19/5/2010).

Ricky yang juga mewakili produsen kacamata merek Oakley mengakui saat ini harga produk kacamata Oakley asli berkisar Rp 1,5-2 juta. Namun ada saja modus menjual produk Oakley palsu dengan harga yang sama namun ada iming-iming diskon, sedangkan Oakley tak ada kebijakan memberikan diskon.

"Justru kalau dijual sangat murah misalnya Rp 200.000 orang malah curiga," kata Ketua Umum MIAP Widyaretna Buenastuti.

Widyaretna mengatakan saat ini telah banyak dilakukan tindakan-tindakan hukum yang dilakukan olah pelaku industri terhadap pelaku pemalsuan barang termasuk importir. Namun sayangnya kata dia, semuanya berakhir dengan proses yang tidak tuntas.

"Maka kita mendesak perlu ada kesinambungan dalam penegakan hukum. Sehingga para pemalsu, berpikir 10 kali, ini juga untuk mencari efek jeranya," ucapnya.

Sementara itu Kepala Bidang Hukum dan Hubungan Pemerintahan MIAP Ibrahim Senen menambahkan selama ini produk-produk palsu umumnya banyak berasal dari China sebagai produk impor. Namun ada juga produk produk palsu yang dibuat di dalam negeri.

"Saya pikir tergantung pada industrinya, sebagian besar didominasi oleh China," katanya.
Ia mencontohkan untuk produk garmen umumnya dipalsukan dari pelaku lokal, sementara itu produk-produk mewah (luxery goods) seperti tas, ikat pinggang, dompet bermerek umumnya berasal dari impor. Sementara untuk produk shampoo dilakukan oleh pelaku pemalsu lokal, karena jika diimpor akan lebih mahal harganya.

"Produk yang dipalsu umumnya barang yang laku, distribusinya mudah dan profitnya tinggi. Bisnis pemalsuan itu berapa yang dikejar berapa keuntungan yang diperoleh," katanya.

Berdasarkan hasil studi LPEM UI tahun 2010 menunjukan dampak pemalsuan (counterfeiting) terhadap 12 sektor industri mencapai Rp 37 triliun berdasarkan data tahun 2005. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan hasil dampak pemalsuan 3 tahun sebelumnya (2002) yang hanya mencapai Rp 4,4 triliun atau naik 9 kali lipat.

Sebanyak 12 sektor itu antara lain obat-obatan, minum-minuman non alkohol, pestisida, kulit, rokok, sepatu dan alas kaki, kosmetik, pelumas mesin kendaraan, pompa air, lampu, suku cadang mobil, peralatan kantor, dan elektronik.

Selain itu dari praktek pemalsuan juga telah berdampak pada potensi kehilangan penerimaan negara dari sektor pajak adalah sebesar Rp 202,2 miliar dan pengurangan tenaga kerja sebanyak 124.000 orang.

Ulasan:

Sa;ah satu cara program promosi dalam penjualan barang adalah dengan cara diskon,padahal strategi diskon selain sebagai strategi promosi yang lazim, tetapi sering juga dimanfaatkan oleh pelaku usaha penjual barang palsu untuk mengelabui konsumen segmen atas. Mereka juga pakai modus memberikan harga yang sama, tapi ada diskon misalnya 20%. Padahal dari kebijakan kita tak ada diskon. Widyaretna mengatakan saat ini telah banyak dilakukan tindakan-tindakan hukum yang dilakukan olah pelaku industri terhadap pelaku pemalsuan barang termasuk importir. Namun sayangnya kata dia, semuanya berakhir dengan proses yang tidak tuntas. Produk yang dipalsukan umumnya barang yang laku, distribusinya murah dam profitnya besar. Selain itu praktek pemalsuan juga berdampak pada potensi kehilangan penerimaan negara dari sektor pajak adalah sebesar dan pengurangan tenaga kerja.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ancaman Krisis Ekonomi Eropa Kian Terbuka Lebar

Selasa, 18 Mei 2010 19:30 WIB

(Vibiznews - Business) - Sejak awal bulan Mei ini memang merupakan bulan yang sangat berat bagi perekonomian Eropa. Tekanan yang semakin berat semakin tampak setelah Uni Eropa dan juga IMF memastikan akan mengelontorkan dana sebesar 1 triliun dollar guna membantu perekonomian Yunani yang kini sedang mengalami krisis akibat kisruh di sektor finansial setelah maraknya kasus kredit macet.

Paska kepastian peluncuran kebijakan tersebut, sejumlah pertanyaan kembali muncul. Dari manakah jumlah dana tersebut didapatkan ? Pertanyaan ini memang menjadi sebuah paradoks dari munculnya sentimen positif setelah kebijakan tersebut dinyatakan oleh Uni Eropa dan juga IMF. Sejumlah kekhawatiran mulai muncul terhadap kondisi keuangan negara-negara Eropa yang dipastikana akan tersedot kepada penggunaan dana sebanyak itu.
Ancaman krisis pun semakin terjadi. Peluang perluasan krisis ke seluruh negara-negara anggota Uni Eropa semakin memberikan sebuah mimpi buruk, apalagi proses pemulihan akibat krisis ekonomi global yang terjadi pada 2 tahun lalu masih belum sempurna. Cadangan finansial Eropa juga dipastikan akan semakin terkuras sehingga membuat Bank Sentral Eropa mesti memutar otak untuk memperoleh dana segar.

Lalu, darimanakah hal tersebut diperoleh ? nasabah merupakan salah satu komponen yang terpenting maka dari itu kebijakan kenaikan bunga tabungan menjadi salah satu "senjata" yang dapat menyerap dana segar dari para nasabah. Namun sepertinya hal tersebut akan terkendala dengan adanya pelarian modal investasi ke sektor komoditi seperti emas yang saat ini siap-siap menuju rekor terbarunya.

Banyak kalangan menilai kondisi yang terjadi di Eropa saat ini mirip dengan apa yang terjadi pada kasus Lehman Brothers di AS 2 tahun yang lalu. Besarnya kerugian dan defisit salah satu bank terbesar membuat kondisi kebangkrutan. Tingginya kasus kredit macet di sektor properti membuat bank tersebut mengalami kesulitan untuk mengatasi kesulitan. Bahkan bantuan pemerintah AS pun tidak cukup mengatasi dalamnya krisis finansial yang terjadi.

Dengan melihat kondisi-kondisi tersebut, maka mungkin saja apa yang terjadi pada Lehman Brothers akan juga terjadi pada Eropa meski dari segi skala tetap berbeda. Namun indikasi dan kasus diantara dua hal tersebut cukup memiliki kemiripan. Kini, pihak Uni Eropa beserta IMF mesti memperhatikan dampak-dampak yang akan terjadi paska pengucuran dana sebesar 1 triliun dollar kepada Yunani. Belum lagi selain Yunani masih ada Portugal dan Spanyol yang lambat laun juga akan mengalami krisis seperti yang dialami oleh Yunani jika tidak ditangani serius.

Ulasan :

Perekonomian Eropa mengalami tekanan yang sangat berat, setelah Uni Eropa dan juga IMF memastikan akan mengelontorkan dana sebesar 1 triliun dollar guna membantu perekonomian Yunani yang kini sedang mengalami krisis akibat kisruh di sektor finansial setelah maraknya kasus kredit macet. Sejumlah kekhawatiran mulai muncul terhadap kondisi keuangan negara-negara Eropa yang dipastikana akan tersedot kepada penggunaan dana sebanyak itu. Peluang perluasan krisis ke seluruh negara-negara anggota Uni Eropa semakin memberikan sebuah mimpi buruk, apalagi proses pemulihan akibat krisis ekonomi global yang terjadi pada 2 tahun lalu masih belum sempurna. Selain Yunani masih ada Portugal dan Spanyol yang lambat laun juga akan mengalami krisis seperti yang dialami oleh Yunani jika tidak ditangani serius, untuk itu sebaiknya pihak Uni Eropa beserta IMF mesti memperhatikan dampak-dampak yang akan terjadi paska pengucuran dana sebesar 1 triliun dollar kepada Yunani.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS