Timur Tengah, Primadona Baru Tujuan Investasi


Krisis keuangan yang santer terjadi di Amerika Serikat dan Eropa telah membuat para investor berusha untuk mencari negara-negara yang lebih aman untuk melakukan investasi (01/04). Kawasan Timur Tengah yang mendulang kekayaan dari boom minyak mentah di pertengahan tahun 2008 lalu merupakan kawasan tujuan yang masih menyimpan potensi yang luar biasa. Timur Tengah merupakan kawasan yang memiliki pertumbuhan generasi muda yang paling besar di seluruh dunia sehingga merupakan surga untuk mencari tenaga kerja.


Meskipun untuk saat ini negara-negara Barat masih mendominasi 10 tempat teratas dari laopran daya saing WEF, akan tetapi nyatanya 13 negara Timur Tengah terus membukukan trend bullish dalam pekembangan ekonomi selama beberapa tahun belakangan. Lalu negara mana sajakah yang patut diacungi jempol sebagai pesaing baru negara-negara kaya di barat?


Qatar
Negara yang dipimpin oleh Sultan Amir Hamad bin Khalifa al-Thani sejak tahun 1995 ini menempati posisi ke-22 dalah Global Competitiveness Index (GCI). Posisi ini merupakan yang paling tinggi di antara negara-negara Timur Tengah lainnya. Meskipun sultan saat ini memperoleh kekuasaan melalui kudeta berdarah terhadap ayah kandungnya sendiri ternyata kepemimpinannya mampu menjadikan Qatar sebagai salah satu negara yang diakui oleh dunia.


Negara kaya minyak ini memiliki populasi se
besar 900,000 jiwa dengan tingka pendapatan per kapita sebesar 93,204 dolar AS. diperoleh data dari The World Factbook CIA bahwa jumlah penanaman modal asing langsung di Qatar mencapai angka 6.7 miliar dolar. Meskipun memiliki daya saing paling tinggi di Timur Tengah, akan tetapi masih ada hambatan untuk para pebisnis yang ingin mendirikan bisnis di negara ini. Hambatan yang paling umum terjadi adalah ketatnya peraturan mengenai tenaga kerja di negara ini.

Uni Emirat Arab

Uni Emirat Arab (disingkat UEA) adalah sebuah negara persatuan dari tujuh emirat yang kaya akan minyak bumi. Tujuh emirat ini adalah: Abu Dhabi, Ajman, Dubai, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah dan Umm al-Qaiwain. Negara ini merupakan negara yang menempati posisi ke-23 dalam daftar GCI, yang menjadikannya sebagai negara Timur Tengah kedua yang memiliki daya saing paling tinggi.


Dengan jumlah populasi sebesar 4.5 juta jiwa, negara ini memiliki potensi pasar dan tenaga kerja yang lebih besar dari Qatar. Akan tetapi kesulitan akses terhadap pembiayaan telah menempatkan negara yang berbentuk federasi ini satu tingkat di bawah Qatar. Meskipun demikian negara ini tetap memiliki potensi bisni yang besar dengan tingkat pendapatan perkapita masyarakat yang mencapai 54,606.5 dolar AS.


Israel
Perang melawan Palestina dan kecaman dari berbagai negara mengenai arogansi Israel ternyata tidak menyebabkan negara ini dipandang negative dari segi bisnis. Terbukti bahwa dalam GCI terbaru negara yang berbatasan dengan musuh abadinya ini berada dalam urutan ke-27 dan menempatkannya sebagai negara yang memiliki daya saling paling tinggi ketiga di Timur Tengah.


Negara dengan total populasi sebesar 7 juta jiwa ini merupakan negara parlemen yang memiliki presiden dan perdana menteri. Dengan pendapatan perkapita sebesar 28,365 dolar AS dan penanaman modal asing langsung sebesar 9.64 miliar dolar AS, negara ini memang sangat menggiurkan bagi para investor.


Arab Saudi

Arab Saudi memang negara yang paling identik dengan kawasan Timur Tengah. Negara yang merupakan latar dari kisah 1001 malam ini adalah negara penghasil minyak mentah terbesar di dunia. Arab Saudi adalah sebuah kerajaan yang memiliki raja sekaligus perdana menteri Abdallah bin Abd al-Aziz Al Saud. Arab Saudi merupakan negara ke-28 dalam daftar negara yang paling beradaya saing di dunia, dan berada di posisi keempat di Timur Tengah.


Dengan jumlah populasi sebesar 25.3 juta orang dan pendapatan perkapita sebesar 19,345 dolar AS, negara ini menjadi salah satu primadona tujuan investasi yang baru. Tingkat investasi asing langsung di negara ini tercatat sebesar 4.63 miliar dolar. Meskipun demikian tampaknya para pebisnis yang ingin mendirikan bisnis di negara ini harus mampu menghadapi kondisi peraturan mengenai tenaga kerja yang cukup ketat.

Akankah Indonesia bisa menjadi primadona juga untuk Inveestasi, melihat kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sebenarnya Indonesia memliki potensi untuk menjadi tujuan investasi, namun mungkin sumber daya manusianya yang kurang dalam mengelola sumber kekayaan alam yang sebenarnya melimpah, namun tidak dimanfaatkan dengan baik oleh orang Indonesia.
(Ika Akbarwati/IA/vbn)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar